MINSEL, TelusurNews ,-Diduga ada kongkalikong antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan dengan pihak ketiga (kontraktor) pembangunan Rumah Produksi Bersama Factory Sharing dan pembeli besi bongkaran bekas bangunan Teguh Bersinar.
Diketahui, di Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan telah dibangun Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing. RPB merupakan proyek Kementerian Koperasi Republik Indonesia (RI), yang menelan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2022, sebesar 10,8 miliar.

Tentunya jika proyek kementerian, seharusnya telah melalui berbagai kajian yang matang, dan dikaji oleh para ahli sebelum pelaksanaan proyek tersebut.
Selain itu, dalam mengerjakan proyek tersebut pula tentu semestinya dikerjakan oleh pihak ketiga atau kontraktor handal dan terpercaya, mengingat proyek ini adalah proyek besar dari Kementerian Koperasi RI, bukan main-main.
Namun, disayangkan hasil tidak sesuai harapan. Diduga bahan besi untuk rangka bangunan RPB menggunakan besi bekas, yaitu besi bongkaran bekas bangunan Teguh Bersinar.
Hal tersebut diungkap oleh anggota DPRD Minsel Robby Sangkoy. Dalam unggahan siaran langsung (live) di media sosial (medsos) Facebook pribadinya Sangkoy mengungkap indikasi dugaan tersebut.
“Memang kelihatan besi-besi ini hampir sama dengan besi-besi yang ada di Teguh Bersinar,” ungkap Robby Sangkoy, yang kerap disapa Rosa, dalam unggahan siaran langsung nya.

Dalam siaran langsung tersebut, terpantau pengerjaan konstruksi besi terkesan amburadul atau tidak seperti yang diharapkan sebagaimana proyek kementerian pada umumnya.
Wartawan media ini kemudian melakukan kroscek ke lokasi RPB, dan memang indikasinya sama, ada beberapa titik besi yang mengindikasikan menggunakan besi bekas atau bahan besi yang kurang bagus. Yang seharusnya, jika proyek kementerian semestinya menggunakan bahan besi yang bagus.
Sesuai pantauan di lokasi Factory Sharing, ada beberapa titik konstruksi besi yang terlihat berantakan pengerjaannya, ada yang sudah berlubang (bolong) tidak beraturan, ada juga yang besinya terlihat berkarat dan rusak, dan ada yang terpasang tidak rapih atau bahan besinya terkesan kurang pas, serta berbagai indikasi lainnya.

Menurut kontraktor RPB, terjadinya bolong-bolong diakibatkan karena adanya perubahan yang terjadi sesuai permintaan dari kementerian.
“Awalnya bangunan kedua-duanya tertutup, tapi orang kementerian datang dan mengatakan ini tidak boleh tertutup, karena ada perubahan maka dicabut lah besi-besi yang sudah terpasang, digeser-geser,” ujar Franky Lumi, kontraktor RPB, Kamis (18/04/2024).
Dan ditambahkannya, jika besi yang dipakai menggunakan besi bekas bongkaran bangunan Teguh Bersinar pasti warnanya berbeda.
“Kalau besi bekas dari Teguh Bersinar pasti warna kuning,” tambahnya.
Sayangnya, Lumi tidak bersedia menunjukkan kepada wartawan nota atau bukti pembelian besi tersebut.
Sebelumnya, Pemkab Minsel telah menggelar Konferensi Pers untuk membantah pernyataan Robby Sangkoy. Namun sangat disayangkan, berita bantahan Pemkab Minsel tidak menyertakan bukti-bukti, seperti bukti (nota) penjualan besi Teguh Bersinar, dan bukti pembelian besi Factory Sharing. Hal tersebut dianggap tidak kuat untuk menjadi bantahan, dan terkesan hanya suatu “pembenaran” pada sebuah indikasi.

Dugaan kongkalikong justru semakin terindikasi, manakala saat wartawan media ini berupaya untuk mendapatkan bukti pembelian dan penjualan besi-besi tersebut. Terkesan para pihak terkait saling lempar bola mengenai bukti pembelian dan penjualan besi.
Kepala Bidang (kabid) Aset Pemkab Minsel Isel Bangki ketika dihubungi mengatakan bahwa untuk penjualan besi bekas Teguh Bersinar telah disetorkan langsung oleh pembeli ke bank, yaitu Glen Tamba (pemilik Icon Gym Amurang).
“Beliau sendiri setor ke bank,” kata Bangki, lewat pesan singkat WhatsApp pribadinya, (18/04).
Seakan kompak, hal tersebut diiyakan oleh Kadis Kominfo Minsel Trusianto Rumengan, “Terkait nota bukti penjualan, pembeli langsung menyetor ke bank, jadi bukti setor ada di pembeli,” tulis Rumengan lewat pesan singkat WhatsApp nya, di hari yang sama.
Sementara, pembeli sendiri yaitu Glen Tamba sulit untuk dimintai keterangan. Wartawan telah mengunjungi Icon Gym yang berlokasi di Kambiow Kelurahan Bitung, Amurang, untuk meminta keterangan, namun tidak berhasil ditemui. Tidak putus asa, wartawan berupaya menghubungi lewat nomor telepon pribadinya namun kembali Wartawan tidak berhasil mendapatkan informasi apapun, walaupun pesan yang dikirim lewat WhatsApp sudah terkirim namun tidak dibalas oleh pembeli besi bongkaran Teguh Bersinar.
Hali ini tentunya butuh perhatian khusus dari Aparat Penegak Hukum (APH), baik Kepolisian maupun Kejaksaan untuk menindaklanjuti terkait indikasi yang ada. (toar)
Penulis : Toar Lengkong
Editor : Toar Lengkong