JAKARTA – Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina menyelenggarakan diskusi bertajuk “Efektivitas Penggunaan Media Konvensional dan Media Baru sebagai Platform Menghadapi Pemilu 2024” pada Selasa, 18 April 2023.
Menurut keterangan pers yang diterima kantor pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), diskusi yang berlangsung secara daring ini mengundang tiga narasumber yakni Kenedy Muslim (peneliti), Tsamara Amany Alatas (influencer), dan Aiman Witjaksono (praktisi media). Diskusi ini membahas terkait fenomena penggunaan media konvensional dan media baru jelang pesta demokrasi yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang.
Kenedy Muslim menjelaskan bahwa pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. “Media baru akan semakin berpengaruh terhadap perpolitikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari data pengguna media baru yang kian bertambah dari masa ke masa,” ungkap Kenedy.
Lebih lanjut dirinya juga mengungkapkan bahwa media konvensional seperti berita televisi dan dialog politik masih memiliki peran yang cukup signifikan dalam memengaruhi calon pemilih.
Dilanjutkan oleh Tsamara Amany Alatas yang menyebutkan bahwa media baru sangat efektif untuk meningkatkan popularitas bagi tokoh dan partai politik. “Seringkali topik-topik yang dibahas di twitter, tiktok, dan media sosial lainnya kemudian diangkat jadi pemberitaan di media konvensional. Ini bukti bahwa media baru dapat memengaruhi media konvensional,” pungkas Tsamara.
Walau demikian, Tsamara berpendapat bahwa media baru tidak bisa jadi tulang punggung utama bagi tokoh dan partai politik. Hal tersebut lantaran pada beberapa tokoh dan partai politik tingkat elektabilitas yang diperoleh tidak berbanding lurus dengan popularitas di media sosial.
Pada diskusi tersebut, Aiman Witjaksono menekankan pentingnya kedua media tersebut. “Tidak perlu kita memilih antara media baru atau media konvensional. Keduanya sama-sama perlu dimanfaatkan secara maksimal sesuai karakteristiknya masing-masing,” kata Aiman. Ia juga menekankan pentingnya literasi digital pada era masa kini guna menyaring informasi dari kedua media tersebut.
Diskusi ini diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Ketua Pelaksana dari kegiatan tersebut, Abdul Malik Anwar Hamisi, menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap khalayak terkait transformasi komunikasi politik era digital. Dirinya bersama tim berharap kegiatan ini dapat memberi dampak positif.