BALI – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo kembali mewakili Ketua Umum Keluarga Besar FKPPI Pontjo Sutowo melakukan konsolidasi organisasi FKPPI menjelang perlehatan agenda politik nasional 2024. Menyatukan ‘anak kolong’ di berbagai wilayah Indonesia untuk ikut menjaga dan setia pada Sapta Marga sebagai doktrin prajurit TNI serta Tribrata dan Catur Prasetya sebagai doktrin anggota Polri dalam menghadapi berbagai tantangan yang mencoba memecahbelah bangsa melalui gerakan anti toleransi yang mengadu domba suku, ras dan agama. Sikap politik FKPPI adalah kebangsaan. Kader FKPPI ada dalam semua partai politik. FKPPI tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana.
“Berbaurnya ancaman militer dan non-militer menyebabkan pergeseran paradigma dalam konsepsi mengenai keamanan nasional, yang tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Melainkan bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis. Disinilah pentingnya membangun semangat bela negara sebagaimana telah diwarisi para orang tua kita di TNI-Polri,” ujar Bamsoet dalam kunjungannya ke pengurus FKPPI Bali, di Bali, Jumat (18/2/22).
Pengurus FKPPI Bali yang hadir antara lain, Dewan Penasehat Iwayan Suambara, Gede Sugianyar, dan Dwi. Ketua PD XIV Evert Moniaga, Sekretaris Made Adis, dan Ketua OKK Ustav S. Hadir pula anggota Fraksi Golkar DPR RI yang juga kader FKPPI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, bela negara adalah usaha yang bersifat kolektif. Sesuai sistem pertahanan negara yang bersifat semesta, dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya. Kunci sukses bela negara adalah terwujudnya sinergi dan soliditas dari seluruh elemen penopang sistem pertahanan negara tersebut.
“Sistem pertahanan negara yang kita bangun telah disesuaikan dengan jenis dan potensi ancaman yang akan dihadapi. Misalnya dalam menghadapi ancaman militer, Tentara Nasional Indonesia berada di garda terdepan sebagai komponen utama, dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung bela negara lainnya, seperti FKPPI,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, FKPPI akan memasifkan program bela negara yang tidak hanya dilakukan di tingkat pusat. Melainkan juga dilakukan di setiap daerah. Salah satunya membangun kerjasama dengan Kementerian Pertahanan agar anggota FKPPI bisa terlibat dalam pembentukan Komponen Cadangan tahun 2022 yang ditargetkan mencapai 2.500 personel.
“Sebagai pengawal ideologi Pancasila, FKPPI harus senantiasa menjadi garda terdepan bangsa dalam mengajak berbagai elemen masyarakat turut terlibat dalam bela negara, yang tidak hanya dimaknai sebagai perjuangan fisik. Bela negara mempunyai spektrum yang luas, serta meliputi banyak aspek dan dimensi. Mengingat konsepsi ketahanan nasional juga dibentuk oleh berbagai aspek. Antara lain ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-budaya, dan ketahanan pangan. Mencintai produk dalam negeri, memajukan kebudayaan nasional, hingga melindungi nilai-nilai kearifan lokal seperti musyawarah dan gotongroyong, juga bagian dari implementasi bela negara,” pungkas Bamsoet. (***)