SEOUL – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo turut bangga atas penganugerahan gelar profesor kehormatan kepada Presiden ke-5 Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dari Seoul Institute of The Arts (SIA), Korea Selatan (Korsel). Megawati dinilai memiliki komitmen tinggi dalam mempromosikan seni budaya, ekonomi kreatif hingga menjamin pendidikan yang lebih baik dalam riset dan inovasi.
“Termasuk karena kontribusi dan komitmen kemanusiaan Ibu Megawati dalam memperjuangkan perdamaian di Semenanjung Korea, serta perhatiannya terhadap demokrasi, lingkungan dan kebudayaan. Bahkan Ibu Megawati pernah menjadi utusan khusus Presiden Korea Selatan untuk ke Korea Utara dalam menjalankan diplomasi perdamaian,” ujar Bamsoet dari Seoul, Korsel, Rabu (11/5/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, gelar profesor kehormatan dari SIA menjadi yang kedua untuk Megawati. Setelah sebelumnya, pada Juni 2021 lalu, Megawati telah menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan Indonesia di bidang kepemimpinan strategik. Membuktikan bahwa kiprah Megawati tidak hanya diakui dari dalam negeri, melainkan juga dari dunia internasional.
“SIA merupakan institusi pendidikan ternama yang sudah berdiri lebih dari 60 tahun. Melahirkan puluhan artis ternama dan berkualitas dari Korea. Antara lain, Kim Seon Ho, Son Ye Jin, Kim Ha-neul, Wooyoung, dan Yoo Jae-Suk,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, selain gelar profesor kehormatan, Megawati juga telah menerima berbagai gelar doktor kehormatan dari berbagai institusi kampus ternama dunia. Antara lain, doktor kehormatan bidang politik dari Waseda University of Tokyo, Tokyo, Jepang, pada 29 September 2001; Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Moskow, Rusia, 22 April 2003 di bidang politik; Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, 19 Oktober 2015 di bidang politik; Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung, Indonesia, 25 Oktober 2016 di bidang politik dan pemerintahan; Universitas Negeri Padang (UNP), Kota Padang, Indonesia, 27 September 2017 di bidang pendidikan politik.
“Mokpo National University, Kota Mokpo, Korea Selatan, 16 November 2017 di bidang demokrasi ekonomi; Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Bandung, Indonesia, 8 Maret 2018 di bidang politik dan pemerintahan; Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Fujian, Tiongkok, 5 November 2018 di bidang diplomasi ekonomi dan Soka University Japan, Tokyo, Jepang, 8 Januari 2020 di bidang kemanusiaan,” pungkas Bamsoet.
(*)