Bogor – 15 Juni 2025 Musyawarah Nasional (Munas) pertama Pemuda Batak Bersatu (PBB) berubah dari arena kompetisi menjadi panggung kepemimpinan moral yang langka. Di hadapan ratusan kader dari seluruh Indonesia dan Luar Negeri, Henriko Siagian—salah satu kandidat kuat Ketua Umum—secara mengejutkan memilih untuk menyerahkan kembali kepemimpinan DPP PBB kepada Lambok Sihombing untuk keutuhan Ormas Pemuda Batak Bersatu. Langkah ini membuat Lambok kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum secara aklamasi dalam forum yang digelar di Hotel Green Peace, Bogor, Sabtu (14/6/2025).
“Ini bukan tentang saya. Ini tentang kita semua. Saya tidak ingin PBB terpecah hanya karena ambisi pribadi,” ucap Henriko Siagian dengan suara bergetar.
“Tapi saya belum selesai berjuang. Saya memohon restu kepada seluruh petinggi organisasi, agar saya diizinkan kembali ke rumah saya—untuk memimpin DPC PBB Kota Bekasi di periode berikutnya,” lanjutnya, disambut haru dan tepuk tangan panjang dari para peserta Munas.
Ruangan yang sebelumnya dipenuhi aroma kompetisi berubah menjadi ruang refleksi. Beberapa peserta tak mampu menahan air mata saat Henriko Siagian menyampaikan riwayat pengabdian dalam pembentukan DPC kota Bekasi sampai selesai habis masa periodesasi.
Langkah Henriko Siagian tak hanya meredam potensi friksi internal, tetapi juga memperlihatkan nilai tertinggi dari seorang kader: kesetiaan pada persatuan, dan keberanian untuk kembali ke akar.
“Henriko turun bukan karena kalah, tapi karena dia tahu bahwa kemenangan sejati bukan ada di podium, tapi di hati para kader,” ujar Dicky Siregar, Wakil Ketua DPC PBB Kota Bekasi.
Dengan dinamika yang terjadi, Munas pertama PBB bukan hanya mencatat sejarah baru dalam kepengurusan, tetapi juga membangun narasi kuat tentang kepemimpinan yang dilandasi pengorbanan dan cinta terhadap organisasi.
Malam itu di Bogor, PBB tak hanya memilih pemimpin—mereka menyaksikan seorang pemimpin memilih jalan yang lebih sunyi, tapi lebih dalam: kembali pulang, dan membangun dari bawah.(DMS)